Senin, 27 Juni 2016

Tugas Keenam




MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA
“Seismologi”



Oleh
Nama       : Mohamad Ilyas
Nim         : 60400113058
Kelas       : B


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016


Seismologi
1.      Sejarah seismologi
Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu geofisika.
Seismologi tidak hanya mempelajari gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon (minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk keperluan ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.
Pada awal tahun 1800, teori “elastic propagation wave” mulai dikembangkan oleh Cauchy, Poisson, Stokes, Rayleigh, dan yang lainnya. Teori ini menjelaskan  gelombang yang menjalar melewati materi “Solid” yang dinamakan gelombang “Body”  yaitu  gelombang “Compressional” dan gelombang “Shear” serta gelombang yang menjalar melalui permukaan bebas yang dinamakan gelombang “Surface”. Gelombang “Compressional” menjalar lebih cepat dibandingkan dengan gelombang “Shear” , sehingga gelombang “Compressional” dinamakan Gelombang “P” dan gelombang Sheardinamakan gelombang “S”.
Pada tahun 1857, gempa bumi kuat terjadi di Naples Italia. Robert Mallet, seorang insinyur dari Irlandia tertarik dengan gempa ini, dan memutuskan pergi ke Italia untuk mempelajari kerusakan yang diakibatkan oleh gempa ini. Penelitiannya memberikan dampak yang signifikan terhadap bidang pengamatan seismologi dimana beliau menjelaskan bahwa gempa bumi memancarkan radiasi gelombang seismik jauh dari titik fokus (titik terjadi nya gempa, sekarang disebut Hypocenter).
Alat pencatat gempa (seismograf) pertama kali dibuat oleh Filippo Cecchi orang Italia pada tahun 1875. Setelah itu  alat pencatat gempa dengan kualitas yang lebih baik mulai dikembangkan oleh orang-orang Inggris di Jepang. Dimulai oleh James Ewing melalui pengembangan seismograf Horizontal Pendulum.
Perekaman gempa jauh atau teleseismik pertama kali dilakukan di Postdam Jerman pada tahun 1889 yang merekam gempa yang terjadi di Jepang. Pada tahun 1897, seismograf pertama kali digunakan di Lick Observatory dekat San Jose California, yang man alat ini mencata gempa yang terjadi di San Francisco pada tahun 1906. Pada tahun 1898, E. Wiechert memperkenalkan seismometer dengan menggunakan viscous damping yang dapat merekam durasi gempa bumi secara keseluruhan. Pada tahun 1900, seismograf elektromagnetik untuk pertama kali nya dibuat oleh B.B Galitzen yang di aplikasikan untuk stasiun seismometer di Rusia.
Seismologi menjadi ilmu pengetahuan sendiri sejak permulaan abad 20, tetapi dasar teorinya seperti teori elastisitas telah berkembang sejak pertengahan abad 19 oleh Cauchy dan Poisson. Sedang pengamatan gempabumi dengan akibat-akibatnya telah dimulai sejak permulaan jaman sejarah, terutama di tempat gempabumi tersebut sering terjadi dan mengganggu kepentingan manusia.
Di Indonesia pengamatan gempabumi secara instrumental dilakukan pertama kali pada tahun 1898 dengan seismograf Ewing yang dioperasikan oleh pemerintah Belanda, kemudian pada tahun 1908 dipasang seismograf Wichert yang sampai saat ini masih terawat dengan baik dan berada di Stasiun Geofisika Jakarta. Alat ini menggunakan sistem pendulum dimana berat pendulumnya sendiri sekitar satu ton.
2.      Ruang Lingkup Seismologi
Obyek Penelitian bidang seismologi adalah bagian dalam bumi sedangkan pengamatannya dilakukan di permukaan, sehingga sering mengalami kendala, dimana hasil interpretasinya antara peneliti yang satu dengan yang lain sering berbeda. Hal ini karena disamping penelitian tidak pada obyeknya langsung, tetapi juga menggunakan asumsi-asumsi yang berbeda. Untuk menghasilkan interpretasi yang lebih akurat penelitian seismologi harus seiring dengan penelitian geofisika yang lain seperti, geomagnit, geolistrik, dan gravitasi. Disamping itu yang lebih utama adalah eksperimen dan penelitian yang dilakukan di laboratorium dan juga analisis teoritis yang didukung dengan ilmu penunjang yang lain seperti fisika, matematika, statistik dan geologi.
3.      Cabang- Cabang Seismologi
Cabang seismologi selain yang khusus mempelajari tentang gempa bumi antara lain :
      a.       Seismologi Observasi (Observational Seismology)
Meliputi pendeteksian dan perekaman gempa-gempa yang terjadi di permukaan bumi, mengkatalog gempa-gempa, dan mengamati efek-efek dari gempa yang terjadi
      b.      Seismologi Teknik (Earthquake Engineering)
Teknik gempa lebih menekankan pada akibat yang ditinjau dari disiplin ilmu teknik. Teknik gempa lebih memusatkan pada gempa kuat yang mampu menggoyangkan konstruksi bangunan.
      c.       Seismologi Eksplorasi (Seismic Prospecting)
yaitu penyelidikan menggunakan metode seismik untuk mengetahui keberadaan sumber daya alam di bawah permukaan bumi dengan memberi sumber gelombang buatan.
      d.      Seismologi Nuklir
dengan memanfaatkan enrgi nuklir, hanya beberapa negara saja yang menerapkannya, salah satunya yaitu Uni Soviet.
      e.       Seismologi  Fisis
Mempelajari tentang sifat-sifat interior bumi dan karakteristik fisika dari sumber-sumber gempa

4.      Manfaat Seismologi
Dengan mempelajari seismologi kita dapat menentuan struktur dalam bumi yang diterapkan untuk kepentingan eksplorasi sumber daya alam, khususnya minyak dan gas bumi. Seismologi juga mempelajari gelombang P dan gelombang S yang merupakan gelombang gempa bumi yang dapat dimanfaatkan oleh BMKG untuk mendapat episenter gempa. Bagi kita masyarakat awam tentu ada juga manfaat mengenal gelombang gempa bumi ini. bahwa ada jeda beberapa detik antara sampainya gelombang P dengan gelombang S. Jeda waktu ini bisa masyarakat kita manfaatkan untuk segera keluar dari ruangan atau menyelamatkan diri dari reruntuhan bangunan dan kemungkinan buruk lainnya.
 

DAFTAR PUSTAKA
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar