Senin, 27 Juni 2016

Tugas Keempat



MAKALAH PENGANTAR GEOFISIKA
“Metode Magnetik”


Oleh
Nama       : Mohamad Ilyas
Nim         : 60400113058
Kelas       : B


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2016



METODE MAGNETIK
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
untuk mempelajari atau mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi, Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.
1.      Pengertian Metode Magnetik
Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
2.      Prinsip Kerja
Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik  batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap; akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian  benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi.
Adapun alat yang digunakan dalam survey metode magnetik adalah Proton Precission Magnetometer Geometrics model G-856. PPM merupakan alat yang portable dengan sistem pengoperasian yang cukup mudah dan sederhana. Dalam penelitian PPM yang digunakan berjumlah dua buah, satu sebagai rover dan satunya sebagai base station. PPM dapat digunakan untuk mengukur medan magnet gradien maupun medan magnet total. Pengukuran medan magnet gradien dengan menggunakan dua buah sensor dan medan magnet total dengan menggunakan satu buah sensor.


           spesifikasi:
·         Resolusi: 0,1 nT
·         Akurasi: Absolute 0,5 nT
·         Jam: tanggal Julian, akurasi 5 detik per bulan.
·         Tuning: Auto atau manual, kisaran 20.000 sampai 90.000 nT
·         Toleransi Gradient: 1000 nT / meter
·         waktu siklus: 1,6 detik untuk 999 standar sec
·         Baca: Manual, atau siklus auto untuk digunakan base station.
·         Memory: 65.000 lapangan atau dasar bacaan station
·         Tampilan: Layar enam digit lapangan / waktu, tiga digit display tambahan dari nomor baris, hari
·         Keluaran digital: RS-232, beralih dipilih untuk 115200 baud.
·         Input: Akan menerima perintah siklus eksternal.
·         Konsol fisik: 7 × 10,5 × 3,5 inci, (18 × 27 × 9 cm) 6 lbs (2,7 kg)
·         Sensor: 3.5 × 5 inci (9 × 13 cm) 4 lbs (1,8 kg
·         Lingkungan: Memenuhi spesifikasi yang berjarak 0 ke 40 C Akan mengoperasikan memuaskan dari -20 ke 50 C
·         Power: 12 Volt Gel isi ulang Sel
Dan beberapa peralatan bantu lainnya adalah:
         a.          Theodolit, untuk menentukan arah lintasan titik-titik pengukuran di lapangan. 
      b.     Kompas geologi, untuk menentukan arah utara sensor PPM dan membantu menentukan posisi supaya urut.
         c.       GPS, untuk menentukan posisi lintang dan bujur serta ketinggian lokasi penelitian.
         d.      Meteran, untuk mengukur jarak grid.
         e.       Jam, untuk mengetahui waktu pengambilan data di lapangan. 
         f.    Catatan lapangan, untuk mencatat hari, tanggal, jam, kondisi cuaca dan lingkungan saat pengambilan data
3.      Keunggulan Dan Kekurangan
            a.       Keunggulan metode magnetik dibanding metode yang lain
1.      Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hidrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetik, struktur geologi.
2.      Mineral-mineral ferromagnetik akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
3.      Data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomali magnetic yang ingin diselidiki.
      b.      Kekurangan metode magnetik dibandingkan metode lain
Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya dibawah permukaan.



 
DAFTAR PUSTAKA
http://geomagneticmethod.blogspot.co.id.html diakses tanggal 10 april 2016




Tidak ada komentar:

Posting Komentar